'cookieOptions = {...};' Cara Mudah dan Praktis Budidaya Tanaman Cabe dengan Pola HCS

Informasi Lowongan Kerja Ada Juga DP BBM Terbaru

Sunday, February 21, 2016

Cara Mudah dan Praktis Budidaya Tanaman Cabe dengan Pola HCS




Budidaya Cabe , Tanaman Cabe di Indonesia terdapat berbagai macam, tanaman ini merupakan tanaman yang memiliki manfaat sebagai pelengkap dalam bumbu memasak, sehingga akan membuat selera makan semakin bertambah, apalagi yang senang dengan makanan yang pedas pedas. Komoditi Cabe di Indonesia dapat bergerak secara fluktuatif, karena menanam cabe sangat dipengaruhi oleh musim, sehingga jika musim penghujan datang tidak akan banyak orang menanam cabe seperti pada musim kemarau. Pada musim panen, komoditi cabe sangat melimpah, sehingga harga cabe akan anjlok serendah rendahnya, akan tetapi jika musim sedang bukan musim panen, maka harganya akan melonjak tinggi sekali, hingga mengalahkan komoditi lainnya.

Buat anda semua yang ingin sekali membudidayakan komoditi cabe ini, maka dapat memanfaatkan pekarangan yang anda miliki, jika tidak banyak pekarangan yang luas, anda dapat memanfaatkan sisa pekarangan rumah yang ada dengan media polybag misalnya. Komoditi cabe ini sangat menjanjikan , tergantung anda mensiasati pasaran kapan harga cabe akan tinggi dan banyak dicari, oleh karena itu buat anda yang mempunyai kreatifitas tinggi, gunakanlah waktu dan pekarangan kosong semaksimal mungkin. Berikut ini akan admin bagikan tentang Cara Praktis Budidaya Cabe dengan Pola HCS yang dapat anda simak dibawah ini.

PERSIAPAN AWAL

Persiapan awal yang dapat anda lakukan adalah kita lihat dahulu iklim yang paling cocok untuk tumbuhnya tanaman cabe, yaitu :

– Curah hujan 1500-2500 mm pertahun dengan penyebaran yang merata.
– Suhu udara 16o – 32o C.
– Saat pembungaan sampai dengan saat pemasakan buah, keadaan sinar matahari cukup (10-12 jam).

Kemudian persiapan selanjutnya adalah menyediakan media tanam yakni tanah yang memenuhi syarat agar tanaman cabe dapat tumbuh, tanah yang paling baik adalah sebagai berikut :

– Tanah berstruktur remah/gembur dan kaya akan kandungan bahan organik.
– Derajat keasaman (pH) tanah antara 5,5 – 7,0
– Tanah tidak becek atau terdapat genangan air
– Lahan pertanaman terbuka atau tidak ada naungan yang gelap dan menghalangi sinar matahari

TEKNIS PENANAMAN

Agar budidaya cabe dapat berhasil maksimal teknis yang harus dipahami adalah dari sejak pembenihan, pembibitan dan pemeliharaan. Berikut uraian lengkapnya : 

A. Persiapan Benih

Dalam Terdapat berbagai cara untuk mempersiapkan benih cabe, berikut beberapa alternatif atau langkah yang dapat kita lakukan :
  1. Pilihlah buah cabe yang benar-benar telah matang (berwarna merah), bentuknya sempurna dan segar, serta tidak cacat dan terserang penyakit.
  2. Jemur buah cabe tersebut hingga cukup kering dan keluarkan bijinya.
  3. Atau dari poin no 1, anda langsung mengiris buah secara memanjang dan mengeluarkan bijinya.
  4. Kemudian lakukan pencucian sampai bersih dan keringkan. Pengeringan dilakukan cukup dengan cara dijemur saja.
  5. Pilihlah biji cabe yang bentuk, ukuran dan warnanya seragam, memiliki permukaan kulit yang bersih, tidak keriput dan tidak terdapat cacat.
  6. Lakukan pula seleksi perendaman.  Biji cabe tersebut direndam dalam air, biji yang terapung jangan dijadikan benih dan dibuang saja.  Biji yang terpilih kemudian ditiriskan.
  7. Buatlah larutan yang mengandung PHEFOC HCS dengan dosis : 1 tutup botol PHEFOC dilarutkan ke dalam 5 liter air (1 : 5).  Jumlah larutan yang disiapkan sesuaikan saja dengan kebutuhan.
  8. Masukkan benih yang sudah ditiriskan tadi ke dalam larutan, dan biarkan selama 10 – 15 menit.  Tujuan perendaman ini agar nantinya tanaman cabe lebih tahan terhadap serangan hama dan penyakit.
  9. Angkat benih dan tiriskan
  10. Kemudian masukkan benih tersebut ke dalam air yang mengandung SOT HCS. Dosis SOT adalah 1 : 1, artinya 1 tutup botol SOT dilarutkan dalam 1 liter air. Biarkan benih terendam selama semalam.  Kemudian ditiriskan kembali.  Tujuan perendaman ini agar pertumbuhan tanaman nantinya menjadi lebih baik.

B. Persemaian

Sebelum tanam di tempat permanen, sebaiknya benih disemai dulu dalam wadah semai yang dapat berupa bak plastik atau kayu dengan ketebalan sekitar 10 cm yang dilubangi bagian dasarnya untuk pengaturan air (drainase). Tempat semai pakailah yang praktis dan murah meriah, syukur-syukur gratisan, misalnya memakai nampan plastik yang sudah tidak terpakai lagi.
Persiapannya adalah sebagai berikut :
  1. Isikan dalam wadah semai media berupa tanah berpasir  dan pupuk bokashi dengan perbandingan 1 : 1
  2. Lakukan penyemprotan media semai tersebut dengan menggunakan SOT dengan dosis 1 tutup botol SOT dilarutkan dalam 5 liter air. Dalam kondisi tertutup, biarkan media semai tersebut selama 1 – 2 hari.
  3. Kemudian tebarkan benih secara merata di media persemaian, bila memungkinkan berilah jarak antar benih 3 x 3 cm atau 5 x 5 cm sehingga waktu tanaman dipindah/dicabut, akarnya tidak mengalami kerusakan.
  4. Setelah benih ditebar, taburkan tanah di atasnya secara tipis. Kemudian letakkan wadah semai tersebut di tempat teduh dan lakukan penyiraman secukupnya agar media semai tetap lembab.

C. Pembibitan dalam Polybag

Terdapat dua cara yang biasa dipakai pada proses setelah pembenihan ke proses penanaman. Cara pertama adalah Proses Satu Langkah, artinya bibit dari persemaian langsung ditanam di media penanaman lapangan (kebun, pot atau polybag) setelah umur benih atau bibit di persemaian mencapai umur 20 hari atau sudah memiliki 4 helai daun.  Cara kedua adalah Proses Dua Langkah, dengan proses sebagai berikut :
  1. Benih yang telah berkecambah atau bibit cabe umur 10-14 hari (biasanya telah tumbuh sepasang daun) dipindahkan ke tempat pembibitan.
  2. Siapkan tempat pembibitan berupa polybag ukuran 8 x 9 cm atau bumbungan dari bahan daun pisang sehingga lebih murah harganya. Masukkan ke dalamnya campuran tanah dan pupuk bokashi yang sudah difermentasi dengan SOT HCS
  3. Pindahkan bibit cabe ke wadah pembibitan dengan hati-hati. Pada saat bibit ditanam di polybag/bumbungan, tanah di sekitar akar tanaman ditekan-tekan agar sedikit padat dan bibit berdiri tegak. Letakkan bibit di tempat teduh dan sirami secukupnya untuk menjaga kelembabannya. Pembibitan ini untuk meningkatkan daya adaptasi dan daya tumbuh bibit pada saat pemindahan di tempat terbuka.
  4. Bibit bisa ditanam di polybag, di pot atau lapangan setelah berumur 21-40 hari, atau sudah memiliki 4 helai atau lebih daun.

D. Penyiapan media tanam Cabe menggunakan Polybag :

  1. Siapkan polybag tempat penanaman berukuran 35 cm x 35 cm yang telah diberi lubang kiri kanannya untuk pengaturan air.
  2. Buat campuran dengan komposisi tanah, pupuk kandang/bhokasi dan sekam dengan perbandingan 2:1:1 sebanyak yang dibutuhkan. Penggunaan sekam bertujuan untuk memperbaiki drainase sehingga air tidak tergenang dalam polybag.
  3. Semprot dengan PHEFOC Pengendali Hama Tanaman (produk PT HCS) untuk mematikan hama pengganggu dalam media tanah dan tunggu beberapa jam.
  4. Bahan-bahan tersebut disiram dengan air yang bercampur SOT HCS (dosis : 1 tutup botol SOT per 5 liter air) sampai merata. Bisa pula ditambahkan 5 gr Urea + 10 gr ZA per polybag kemudian disiram dengan air agar pupuk larut dalam tanah.
  5. Masukkan campuran tersebut ke dalam polybag setinggi 3/4 dari volume polybag dan dibiarkan selama 5-7 hari agar media tanam lebih siap.
  6. Bibit yang telah berumur 21 hari sudah siap ditanam dalam polybag.
  7. Pilih bibit cabe yang baik yaitu yang pertumbuhannya tegar, warna daun hijau, tidak cacat/terkena hama penyakit
  8. Siapkan polybag yang akan ditanami. Sebaiknya polybag yang telah siap ditanami sudah ditempatkan pada tempat masing-masing apabila memang sudah ada rencana, agar tidak terjadi pemindahan lagi. Padatkan permukaan media tanah dan siram dengan air lalu letakkan di tempat terbuka yang terkena sinar matahari langsung.
  9. Wadah media bibit dari plastic harus dibuka dulu sebelum ditanam. Hati-hati supaya tanah yang menggumpal akar tidak lepas. Bila wadah bibit memakai bumbungan pisang dapat langsung ditanam karena daun tersebut akan hancur sendiri.
  10. Tanam bibit tersebut di polybag penanaman. Tanamlah bibit tepat di bagian tengah dan tambahkan media tanahnya hingga mencapai sekitar 2 cm dari bibir polybag
  11. Waktu penanaman pada pagi/sore hari untuk mengurangi penguapan.
  12. Bibit ditanam sebatas pangkal batang dengan posisi tegak lurus, tanah di sekitar batang dipadatkan agar perakaran lebih kuat kemudian dilakukan penyiraman.
    Apabila cuaca panas, sebaiknya tanaman diberi pelindung dari pelepah pisang yang ditekuk menjadi dua bagian kemudian disungkupkan menutupi bibit menyerupai bentuk segitiga sama kaki. Pemberian pelindung ini dimaksudkan supaya bibit yang baru ditanam tetap segar dan tidak mengalami kelayuan.

E. Penanaman Cabe menggunakan Pot

Budidaya cabe juga dapat dilakukan menggunakan pot.  Untuk melakukan penanaman cabe dalam wadah/pot, yang perlu diperhatikan adalah diameter dan kedalaman wadah, hal ini terkait dengan perakaran cabe yang menyebar menembus cukup dalam antara 30-50 cm.
Pot yang baik adalah yang memenuhi kriteria berikut :
  1. Mampu mendukung perkembangan perakaran.
  2. Bagian bawah pot harus berlubang untuk merembeskan atau membuang air yang berlebihan.
  3. Dasar pot dipilih yang berkaki untuk membantu aerasi dan drainase.
  4. Pot tidak terlalu berat agar mudah dipindahkan.
  5. Tidak mudah lapuk dan pecah.
  6. Dinding pot harus mampu merembeskan air dan udara keluar agar suhu tanah tetap stabil.
  7. Jenis pot yang dipakai dapat berupa pot tanah liat, pot plastik, pot porselin, pot semen, pot ban bekas, pot kaleng bekas dan pot anyaman bambu. Beberapa jenis pot ini tidak memiliki sifat pot yang baik sehingga pada siang hari yang panas, suhu pot cepat naik dan tanaman menjadi layu. Karena itu, beberapa jenis pot perlu dilubangi didindingnya.

Pemeliharaan Cabai Organik Pola HCS :

Terdapat beberapa langkah penting yang perlu dilakukan pada saat pemeliharaan :
  1. Perompesan dilakukan terhadap tunas samping yang muncul sebelum pembungaan (masa generatif) agar tanaman tumbuh besar terlebih dahulu (masa vegetatif). Lakukan Perompesan daun-daun tua, bunga pertama dan seluruh tunas yang keluar dari ketiak daun di bawah percabangan pertama.
  2. Lakukan penyiraman apabila tidak ada hujan, penyiraman dilakukan setiap hari sampai umur 2 minggu, setelah itu penyiraman cukup dilakukan 2-3 kali seminggu atau sesuai dengan kondisi kelembaban tanah. Penyiraman tanaman sebaiknya dilakukan pada pagi hari sebelum jam 09.00 pagi, karena pada siang harinya tanaman banyak membutuhkan air untuk proses fotosintesis. Penyiraman sebaiknya dilakukan dengan menggunakan sprayer.
  3. Pengajiran Ajir (lanjaran) ditancapkan dalam polybag di samping tanaman pada jarak 10 cm dari pangkal batang.  Hal ini untuk membantu menopang tanaman.
  4. Pengikatan dilakukan pada ajir membentuk huruf “8“ sehingga tidak menghambat pertumbuhan batang. Pengikatan dilakukan pada ajir sebanyak tiga simpul setiap tanaman yaitu : di bawah cabang Y pada umur 10-15 hari setelah tanam (hst), di atas cabang Y umur 30-40 hst dan pada waktu pembesaran buah umur pada umur 10 – 15 hari hst, di atas cabang Y umur 30 – 40 hst dan pada waktu pembesaran buah 50 – 60 hst.
  5. Penyiangan dilakukan bersamaan dengan pemupukan yaitu setiap 2 minggu sekali dengan mencabut rumput/gulma di sekitar tanaman cabe.
  6. Pemupukan setelah usia 1 minggu,  semprot tanaman dengan SOT (3 tutup botol SOT dilarutkan dalam 14 liter air) dan lakukan seminggu sekali pada tanaman. Umur 30 dan 60 hari setelah tanam : masing-masing 1/3 bagian dari sisa campuran Urea dan ZA pada pemupukan dasar.Setelah 2 minggu dipupuk dengan Urea sebanyak 5 gr/tanaman atau 1 ons dilarutkan dengan air dan siramkan untuk 20 tanaman, dan dilakukan setiap 2 minggu sekali sampai umur 2,5 bulan. Penggunaan pupuk kimia hanya diberikan max 30 % dari penggunaan Urea ketika tanpa menggunakan SOT.
  7. Hama yang dominan menyerang adalah kutu daun, thrips dan lalat buah sedangkan penyakit yang timbul diantaranya layu bakteri dan virus mozaik yang menyebabkan stagnasi dan kematian tanaman.Pengendaliannya : Untuk mengendalikan hama lalat buah dapat digunakan perangkap yang telah diolesi dengan Antraxtan/ lem yang mengandung “eugenol“ untuk menarik lalat buah yang ditempatkan setiap sudut lokasi pertanaman cabe dalam polybag. Untuk mengendalikan serangga pengisap daun seperti Thrips, Aphid, penyakit busuk buah kering (Antraknosa) yang disebabkan cendawan, gunakan fungisida dengan menggunakan PHEFOC Produk HCS. Dosis dan aplikasi masing-masing obat tersebut dapat dilihat pada labelnya. Secara lebih detail mengenai Hama dan Penyakit Tanaman Cabe silahkan baca di tulisan Mengenal Lebih Dekat dengan Hama dan Penyakit yang Sering Menyerang Tanaman Cabe.

Masa Panen dan Pemetikan Cabe :

Pada umur 60 hari setelah tanam, cabe dalam polybag sudah masuk fase generatif yaitu mulai berbunga dan pematangan buah sampai umur 70 hari setelah tanam. Panen pertama dilakukan pada umur 75-80 hari kemudian panen berikutnya setiap 3-4 hari sekali / sesuai dengan kondisi buah.
  1. Pemetikan dilakukan dengan hati-hati agar percabangan/tangkai tanaman tidak patah.
  2. Setelah pengunduhan lakukan penyemprotan dengan SOT dan PHEFOC bergantian selang seminggu dan begitu juga seterusnya.
Demikian teknis budidaya tanaman cabe secara singkat dengan menerapkan pola organik menggunakan produk HCS.  Semoga bermanfaat dan berhasil.

Cara Mudah dan Praktis Budidaya Tanaman Cabe dengan Pola HCS Rating: 4.5 Diposkan Oleh: tanya persediaan

0 comments:

Post a Comment